Monday 24 April 2017

TEKNIK PENDEKATAN KEPADA MASYARAKAT DESA



PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara majemuk dengan beragam suku dan budaya. Pembangunan di Indonesia  dewasa ini merujuk pada pembangunan yang berbasis pada masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan salah satu upaya dalam melakukan pembangunan. Pengembangan masyarakat menitikberatkan kepada partisipasi masyarakat. Kegiatan swadaya yang dilaksanakan oleh masyarakat memerlukan partisipasi masyarakat. Sinergi antara masyarakat dengan stakeholder terkait seperti pemerintah dan pihak swasta diperlukan guna menunjang usaha swadaya masyarakat. Tujuan dari usaha swadaya masyarakat adalah menigkatkan taraf hidup masyarakat yang artinya berujung pada kesejahteraan dibidang ekonomi dan sosial. Agar tercapai pembangunan yang efektif diperlukan inisiatif dari masyarakat serta adanya pelayanan teknis untuk masyarakat.
Partisipasi masyarakat diperlukan untuk melakukan program pengembangan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat digunakan metode-metode partisipatif. Terdapat tiga pendekatan pendampingan masyarakat yaitu pendekatan menolong diri sendiri, pendampingan teknik, dan pendekatan konflik. Pendekatan menolong diri sendiri menitikberatkan pada peran masyarakat sebagai partisipan dalam melakukan kegiatan dan juga kontrol kegiatan, pendamping hanya sebatas fasilitator. Pendekatan pendampingan teknik mendasarkan pada perkiraan kebutuhan oleh para perencana yang dapat mengantarkan dan mengevaluasi proses pengembangan masyarakat. Pendekatan konflik menekankan pada upaya-upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa yang dilakukan oleh orang lain juga baik jika dilakukan oleh masyarakat tersebut.



PEMBAHASAN
A.    Pendekatan Masyarakat
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya pendidikan, apa yang diciti-citakan masyarakat dapat diwujudkan melalui anak didik sebagai generasi masa depan. Salah satu peran pendidikan dalam masyarakat adalah dalam fungsi sosial, yakni sekolah merupakan salah sarana pendidikan yang diharapkan.
Sekolah dalam menanamkan nil;ai-nilai dan totalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan mekanisme kontrol sosial (social control). Dapat diungkapkan dengan sederhana bahwa kerja sama sekolah, keluarga, dan komunitas masyarakat dapat mengembangkan iklim dan program-program sekolah, memberikan pelayanan kepada keluarga/orang tua, meningkatkan keterampilan dan kepemimpinan bagi orang tua, menghubungkan keluarga dengan yang lainnya disekolah dan di masyarakat, serta membantu pendidik dalam tugasnya. Sekolah juga mengenal banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat.
Pendekatan sistemik terhadap pengembangan masyarakat melalui pendidikan adalah pendekatan di mana masyarakat tradisional sebagai input dan pendidikan sebagai suatu lembaga pendidikan masyarakat sebagai pelaksana proses pengembangan masyarkat yang dicita-citakan, sebagai output yang dikehendaki. Ki. Hajar Dewantoro pernah mengatakan ada tiga lingkungan pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sejak awal, dalam Tap MPR No. 1/MPR/1998 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah mencantumkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab: orang tua, pemerintah dan masyarakat. Tampak dalam Undang-undang No 2/20019 tentang sistem Pendidikan Nasional, dikatakan pula bahwa bentuk pendidikan juga dibagi menjadi tiga: pendidikan formal, informal, dan nonformal.[1]
Pendekatan Masyarakat ialah suatu langkah untuk mencapai tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-undang No. 2/1999 yang menjelaskan bahwa salah satu pendidikan yaitu pendidikan formal yang berjalan terdiri dari empat jenjang: Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/MA dan Perguruan Tinggi/PT. Dari UU No. 2/1999 ini maka menjelaskan bahwa pendidikan rakyat di Indonesia harus mencapai atau memenuhi kebutuhan masyarakat yang mumpuni untuk kemajuan Bangsa dan Negara di Indonesia. Dengan demikian maka akan terciptanya manusia Indonesia yang berilmu pengetahuan, berteknologi dan beriman-bertaqwa (Iptek-Imtek), proses pendidikan pun harus berupaya menuju kearah tujuan pembangunan nasional.
Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat adalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri. Tujuan dari pendekakatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat  dan mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan masyarakat luas serta adanya perubahan masyarakat dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan , maka masyarakat di kalangan bawahpun dapat melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan. Dan juga Penekanan perencanaan program berbasis masyarakat lebih bersifat internal dari pada factor ekternal dengan pendekatan bottom up, bukan top down.  Potensial ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi tingkat ancaman / bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari pertimbangan pembangunan.
Prinsip-prinsip utama atau teknik yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat  adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini:
1.    Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas program.  Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.
2.    Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak,  Satlak PB, LSM,  Badan,  dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.
3.    Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan sejenisnya.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat  memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat.
4.    Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.
Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.
5.    Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down. Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama.  Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.
6.    Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat.  pada ummnya masyaarakat memiliki pengethuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.
7.    Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program ini  memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada tujuan riil.
8.    Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam  aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
9.    Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus kebutuhan jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainbilitas juga berrarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.[2]

B.     Fungsi Pendekatan Masyarakat
Suatu hal pasti bahwa melanjutkan fungsi pendidikan di masyarakat sangat krusial dalam menjaga dan melanjutkan fungsi pendidikan disekolah dan keluarga, di mana satu sama lain tidak dapat dipisahkan, tetapi integral dalam membentuk suatu sistem pendidikan yang memberdyakan anak didik dalam pengertian sesungguhnya. Beberapa pengertian dan pemahaman tentang fungsi pendidikan di msyarakat ialah sebagai berikut :
1.    Fungsi Sosialisasi
Di dalam masyarakat praindustri, generasi baru belajar mengikuti pola perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada masyarakat praindustri, anak belajar dengan jalan mengikuti diri dalam aktivitas orang yang lebih dewasa. Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian menirunya dan anak-anak belajar bahsa atau simbol yang berlaku pada generasi tua, menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang berlaku, mengikuti pandangannya dan memperoleh keterampilan tertentu yang semuanya diperoleh lewat budaya masyarakatnya.[3]

2.    Fungsi Kontrol Sosial
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat harus berfungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk melakukan mekanisme kontrol sosial. Durkheim menjelaskan bahwa pendidikan moral dapat dipergunakan untuk menahan atau mengurangisifat-sifat egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang merupakan bagian masyarakat terintegral di masa anak harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial, dalam melalui pendidikan demikian sebagai individu mengadopsi nilai-nilai sosial dan melakukan interaksi nalai-nilaitersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Selanjutnya sebagai enggota masyarakat, individu dituntut untuk memberi dukungan dan berusaha mempertahabkab sosial yang berlaku.[4]

3.    Fungsi Pelestarian Budaya
Dalam hal ini, dekolah harus menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadikan anak-anak tersebut menjadi generasi yang mencintai daerah, bangsa, dan tanah air. Untuk memenuhi tuntutan yang harus terlaksana maka perlu disusun kurikulum yang baku yang berlaku untuk semua daerah dan kurikulum yang di sesuaikan dengan kondisi dan nilai-nilai daerah tertentu.
Sekolah disamping mempunyai tugas mempersatukan budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga perlu melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak di pertahankan. Seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendaya gunakan sumberdayakan sumberdaya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya. Fungsi sekolah berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah, setidaknya ada 2 fungsi :[5]
a.       Selah digunakan sebagai salahsatu lembaga masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai traadisional masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu daerah tertentu.
b.      Sekolah mempunyai tugas mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai yang beragam demi kepentinghan nasional.

4.    Fungsi seleksi
Sekolah mendidik agar seseorang dapat menghargai hakat dan martabat manusia, dengan memerhatikan segala bakat yang dimilikinya demi keberhasilan salam tugasnya. Fungsi seleksi membutuhkan latihan untuk menyiapkan tenaga kerja yang cakap dalam bidang keahlian yang ditekuninya. Fungsi latihan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bidangnya, sedangkan fungsi pendidikan untuk menyiapkan seorang pribadi yang baik untuk menjadi seorang pekerja sesuai dengan bidangnya.
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana setidaknya terdapat tiga kegiatan, ayitu kegiatan seleksi, latihan untuk suatu jabatan dan pengembangan tenaga kerja tertentu. Peroses seleksi initerjadi di segala bidang baik untuk masuk sekolah maupun untuk masuk pada jabatan tertentu. Lembaga yang sekolah berfungsi untuk latihan dan pengembangan tenaga kerja mempunyai dua hal, yaitu :
a.       Sekolah digunakan untuk menyiapkan tenaga kerja profesional dalam bidang spesialisasi tertentu. Untuk memenuhi ini berbagia studi dibuka untuk menyiapkan tenaga ahli yang terampil dan berkemampuan yang tinggi dalam bidangnya.
b.      Sekolah digunakan untuk memotivasi para pekerja agar memiliki tanggung jawab terhadpa karier dan pekerjaan yang ditekunya.[6]

5.    Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial
Sekolah yang menanamkan sikap, nilai dan pandangan hidup yang semuanya dapat memberikan kemudahan serta memberikan dorongan bagi terjadinya perubahan sosila berkesinambungan. Usaha sekolah untuk mengajarkan sistem nilai dan perspektif ilmiah dan rasional sebgai lawan dan nialai-nilai danpandangan hidup lama, pasrah dan menyerh pada nasib, ketiadaan menanggung resiko, semua itu telah diajarkan olah sekolah sejak proses modernisasi dari perubahan sosial dengan menggunakan cara berfikir ilmiah, cara analisis dan pertimbanganrasional serta dengan kemampuan evaluasi yang kritis orang akan cenderung berfikir objektif dan lebih berhasil dalam mengusai alam sekitarnya.
Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial memiliki beberapa fungsi, yakni ;
a.       Melakukan reproduksi budaya
b.      Difusi budaya
c.       Mengembangkan analisis kultur terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
d.      Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional
e.       Melakukan perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.[7]

6.    Fungsi Sekolah dan Masyarakat
Di muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut sekolah, sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu:
a.       Sebagai pertner masyarakat
b.      Sebagai penghasil tenaga kerja.[8]


PENUTUP
SIMPULAN
Dapat diungkapkan dengan sederhana bahwa kerja sama sekolah, keluarga, dan komunitas masyarakat dapat mengembangkan iklim dan program-program sekolah, memberikan pelayanan kepada keluarga/orang tua, meningkatkan keterampilan dan kepemimpinan bagi orang tua, menghubungkan keluarga dengan yang lainnya disekolah dan di masyarakat, serta membantu pendidik dalam tugasnya. Sekolah juga mengenal banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan. Prinsip-prinsip utama atau teknik yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat  adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini:
1.      Kemitraan
2.      Advokasi
3.    Pemberdayaan
4.    Analisis
5.    Swadaya
6.    Integrasi
7.    Terfokus
8.    Aksi nyata
9.    Sustainabilitas






DAFTAR PUSTAKA

Idi Abdullah. Sosiologi Pendidkan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016.


[1] Abdullah Idi, Sosiologi Pendidkan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016) hlm.70
[3] Abdullah, Op.Cit hlm.74
[4] Abdullah, Op.Cit hlm.75
[5]  Abdullah, Op.Cit hlm.75-76
[6] Abdullah, Op.Cit hlm.76-77
[7] Abdullah, Op.Cit hlm.77
[8] Abdullah, Op.Cit hlm.78

1 comment:

  1. Playtech casino secret, bonus codes, bonuses | CasinoFreak.com
    In our 메리트카지노 new review of Playtech casino secret, we will take カジノ シークレット a look at bonuses, payments, free william hill spins, support, customer support and more.

    ReplyDelete